BENTUK-BENTUK PERLAWANAN KERAJAAN-KERAJAAN DAN RAKYAT MENENTANG KOLONI BARAT DI BERBAGAI DAERAH.
Secara garis besar perlawanan bangsa Indonesia terhadap kekuasaan bangsa-bangsa Eropa dapat dibagi dua periode. Periode pertama tahun 1500 – 1800 dan periode kedua tahun 1800 – 1900-an. Periode pertama perlawanan ditujukan terhadap monopoli bangsa-bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda, sementara itu pada periode kedua perlawanan ditujukan kepada pemerintah kolonial Belanda.
A.Rakyat Ternate melawan Portugis.
Latar belakang :-Portugis menerapkan system monopoli perdagangan.
-Portugis bertindak sewenang-wenang, menindas dan merampas kekayaan rakyat.
-Portugis bertindak sewenang-wenang, menindas dan merampas kekayaan rakyat.
T o k o h : Sultan Hairun, Sultan Baabullah.
Reaksi perlawanan :Permusuhan rakyat Ternate memuncak ketika Portugis merampas keuntungan perdagangan cengkeh dan membunuh Sultan Hairun dengan licik.Perlawanan dipimpin Sultan Baabullah berlangsung selama 5 tahun.
Reaksi perlawanan :Permusuhan rakyat Ternate memuncak ketika Portugis merampas keuntungan perdagangan cengkeh dan membunuh Sultan Hairun dengan licik.Perlawanan dipimpin Sultan Baabullah berlangsung selama 5 tahun.
Akhir perlawanan : Pada tahun 1574 benteng Portugis di Ternate jatuh. Portugis menderita kekalahan besar , tahun 1575 – 1577 orang-orang Portugis berangsur-angsur terusir dari Ternate.Portugis kemudian memindahkan kegiatannya di Pulau Ambon hingga tahun 1605.
B. Rakyat Maluku Melawan Belanda (VOC ).
Latar belakang :
-Belanda memperkuat posisinya di Maluku.
-Belanda mendirikan benteng
-Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
-Belanda mendirikan benteng
-Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Tokoh :Kakiali, Kapten Hitu,Saidi,Sultan Jamaluddin,Telukabesi,Pangeran Nuku,Patra Alam.
Jalannya perlawanan :
-tahun 1635 dipimpin Kakiali dan Kapten Hitu mengobarkan perlawanan kedudukan Belanda terancam.Gubernur Jendral van Diemen dari Batavia datang dua kali pada tahun 1637 dan 1638 . Perlawanan rakyat Maluku berhasil dipatahkan dengan terbunuhnya Kakiali oleh seorang pengkhianat pada tahun 1643.
-Perlawanan kembali pecah yang dilakukan orang-orang Hitu dibawah pimpinan Telukabesi.Tahun1646 perlawanan berhasil diredakan. Akibatnya banyak orang Hitu yang diasingkan ke Batavia.
-1650, perlawanan terjadi lagi diwilayah Ambon sampai Ternate. Perlawanan dipimpin oleh Saidi. Belanda mulai terdesak dan minta bantuan ke Batavia.Bantuan dibawah pimpinan Vlaming van Oosthoorn datang pada bulan Juli 1655.Karena bantuan pasukan Batavia persenjataan lebih lengkap dan canggih, pasukan rakyat terdesak, Saidi berhasil ditangkap dan dibunuh. Perlawanan rakyat Maluku berhasil dipatahkan.
-Perlawanan kembali terjadi dibawah pimpinan Raja Tidore , Sultan Jamaluddin. Namun pada tahun 1779 Sultan Jamaluddin berhasil ditangkap Belanda dan dibuang ke Srilangka.
-Belanda berhasil masuk lebih lebih jauh dikehidupan politik kerajaan. Hal itu dibuktikan dengan adanya perebutan kekuasaan di kerajaan Tidore.Pengganti Sultan Jamaluddin yang seharusnya Pangeran Nuku digantikan Patra Alam, seorang kaki tangan Belanda.Rakyat Tidore ternyata menghendaki Pangeran Nuku yang menjadi Sultan. Perlawanan selanjutnya terjadi seperti perang saudara antar rakyat Tidore.
-Tahun 1780 pasukan Patra Alam menyerang dan mengepung tempat kediaman Sultan Nuku, namun Sultan Nuku berhasil meloloskan diri dan menyingkir ke Halmahera.Di Halmahera, Sultan Nuku mendirikan markas besar untuk melawan VOC dan Patra Alam. Perlawanan selama 17 tahun menunjukkan hasil. Sultan Nuku berhasil mengadu domba Belanda dan Inggris yang berkuasa di Maluku Utara. Perlawanan Sultan Nuku tidak sebatas di Maluku Utara, tetapi sampai di Papua.
Sultan Nuku bersama Panglima Zaibal Abidin berhasil merebut Tidore dari tangan Belanda.Tahun 1805 Sultan Nuku meninggal dunia, Belanda dapat menguasai lagi wilayah Tidore.
C.Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC (tahun 1647 -1679).
Latar belakang : Tidak tahan terhadap penindasan Amangkutar I , putra Sultan Agung yang menjalin hubungan dengan VOC.
Tokoh : Trunojoyo, Amangkurat I, Amangkurat II.
Reaksi Perlawanan : Trunojoyo memulai perlawanan dengan VOC pada tahun 1647.Pasukan Trunojoyo berhasil mendesak pasukan Belanda dan Mataram yang berakhir menduduki ibu kota Mataram.
Akhir perlawanan : Pasukan VOC melakukan pengejaran terhadap Trunojoyo. Akibat kekurangan bahan makanan Trunojoyo ditangkap (1679). Selanjutnya Trunojoyo diserahkan kepada Amangkurat II dan dijatuhi hukuman mati.
D.Perlawanan Untung Suropati terhadap VOC (1683 – 1709 ).
Latar belakang : Untung Suropati pada awalnya dikenal sebagai budak belian dari Bali yang diangkat menjadi pasukan VOC di Batavia. Karena harga dirinya direndahkan dan tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang- wenang, Untung Suropati berbalik melawan VOC.
Tokoh : Untung Suropati
Akhir perlawanan :Pasukan Suropati berhadapan dengan dengan pasukan Mataram dan Belanda. Belanda dengan persenjataan yang modern berhasil mengalahkan pasukan Suropati. Dalam perjalanan menuju Pasuruan ia meninggal dunia (1706 ) berakhir dengan jatuhnya Pasuruan ke Belanda.
E. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said terhadap VOC (1749 -1757 ).
Latar belakang : VOC berusaha mencampuri urusan dalam negeri Mataram dan memaksakan kehendak melalui berbagai perjanjian.
Tokoh : Pangeran Mangkubumi, Raden Mas Said.
Reaksi perlawanan : Perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan para bupati pesisir. Para pemberontak di Jawa Tengah juga menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang sangat merugikan Belanda.
Reaksi perlawanan : Perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said mendapat dukungan dari rakyat Mataram dan para bupati pesisir. Para pemberontak di Jawa Tengah juga menggabungkan diri dengan mengadakan perang gerilya yang sangat merugikan Belanda.
Akhir perlawanan :VOC memaatahkan perlawanan Mangkubumi dan Raden Mas Said dengan menggunakan politik “devide et Impera “ yang berakhir dengan perjanjian Giyanti (1755 ) dan perjanjian Salatiga (1757 ).
F.Perlawanan Rakyat Banten Terhadap VOC (1682 – 1683).
Latar belakang : Pada tahun 1619 J.P Coen berhasil merebut Jayakarta. VOC yang berpusat di Batavia ingin menguasai Selat Sunda, karena Selat Sunda merupaka daerah perdagangan Banten yang sangat penting, langkah Belanda ditentang terus oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
Tokoh :Sulltan Ageng Tirtayasa.
Reaksi perlawanan : Untuk melemahkankedudukan VOC di Batavia diadakan perang gerilya dan membakar kebun-kebun tebu disebelah barat Ciangke. Orang-orang VOC meninggalkan Banten dan pindah ke Batavia karena merasa tidak aman.
Akhir perlawanan : Belanda menggunakan taktik devide et impera antara Sulta Ageng dan putranya Sultan Haji yang berakhir di Batavia hingga mangkat pada tahun1692.
G. Perlawanan rakyat Makasar ( Gowa) terhadap VOC( 1616 -1667).
Latar belakang : Permusuhan rakyat Makasar dengan VOC terjadi sejak tahun 1616, pada saat pembesar Makasar diundang dalam suatu perjamuan di atas kapal VOC.Namun pada kenyataanya mereka melucuti sehingga terjadilah perkelaian seru yang menimbulkan banyak korkan di pihak Makasar. Sejak itu , orang Makasar membenci VOC.
Tokoh :Sultan Hasanuddin.
Reaksi perlawanan : Perang terbuka meletus pada awal tahun 1654 sampai dengan 1655. Pertempuran terjadi di Gowa, Buton dan Maluku secara serentak.
Akhir perlawanan : Goa (Makassar) bertahan mati-matian, tetapi akhirnya tidak mampu menghadapi serangan golongan VOC dengan Aru Palapa, sehingga Makassar jatuh ketangan VOC yang berakhir dengan perjanjian Bongaya.
Akhir perlawanan : Goa (Makassar) bertahan mati-matian, tetapi akhirnya tidak mampu menghadapi serangan golongan VOC dengan Aru Palapa, sehingga Makassar jatuh ketangan VOC yang berakhir dengan perjanjian Bongaya.